![]() |
Cover depan |
Novel ini berkisah tentang Rayyi, cowok yang bercita-cita ingin menjadi seorang sineas dokumenter namun ayahnya yang seorang produser ternama mengharuskan Rayyi mengikuti jejaknya. Namun diam-diam Rayyi mengikuti lomba film dokumenter. Ia mengirimkan film tentang perjuangan seorang musisi gamlean yang berjuang di era modernisasi. Namun film karyanya dikalahkan film tentang bunga sakura, dari sakura yang kuncup hingga gugur. Film itu buatan Haru Enomoto, seorang mahasiswi Jepang yang dikirim ke IKJ untuk belajar di permintaan dokumenter. Rayyi beranggapan film karya Haru tak patut untuk menang karena Haru memakai kamera mainan semacam LomoKino.
Pada awalnya Rayyi membenci Haru. Namun perlahan-lahan dia mulai menyukai Haru semenjak menjadikan Haru sebagai model untuk tugas dokumenternya. Seperti halnya bunga sakura, rasa suka Rayyi kepada Haru semakin tumbuh dan semakin indah. Di sisi lain Haru memiliki penyakit kelainan darah dan mengharuskan Haru pulang ke Jepang.
Beberapa bulan setelah kepergian Haru ke Jepang, tiba-tiba Rayyi mendapat telepon dari keluarga Enomoto, mengabarkan bahwa Haru sudah tidak mampu berjuang lagi. Rayyi sangat sedih karena Haru sudah pergi selamanya.
Apakah setelah Haru tiada novel ini sudah berakhir? Tidak! Masih ada beberapa bab yang menceritakan perjuangan Rayyi untuk melupakan Haru dan meraih cita-citanya sebagai sineas dokumenter. Yang kusuka dari novel ini adalah menceritakan hanami di Jepang. Apakah novel ini berakhir unhappy ending? Tidak juga! Bagiku novel ini berakhir dengan happy ending yang sangat mengena dan memberi inspirasi.
Sebelum mengakhiri postingan kali ini ada kutipan dari novel Montase yang amat aku suka. 'Suteki da ne? Kono raifu' yang artinya 'Hidup ini indah. Bukankah begitu?'.
Sayounara minna-san ^^
0 komentar:
Posting Komentar